6 Gaya Presentasi Presenter Terkenal
Apakah anda takut untuk berbicara umum?
Tenang, Kamu tidak sendiri.
Tahukah anda bahwa pada tahun 2014, berbicara di depan umum menempati peringkat salah satu ketakutan terbesar? Menyampaikan presentasi public hanya beberapa tingkat di bawah ketakutan pada ketinggian, serangga, ular dan jarum.
Sebagian besar ketakutan ini berasal dari ketakutan lain seperti takut dihakimi, diejek, dikritik, atau takut membuat kesalahan.
Hal ini terjadi karena kita selalu diajari bahwa ada acara yang “benar” untuk berpresentasi. Artinya, jika anda tidak mengikuti aturan ini, anda gagal sebagai presenter.
Anda mungkin sudah mambaca banyak tips tentang bagaimana cara melakukan presentasi yang baik, menonton video tentang presentasi bahkan mengikuti kelas presentasi. Semua ini mungkin secara langsung atau tidak langsung membentuk kesan bagaimana anda *seharusnya* berpresentasi.
Tetapi jika anda melihat beberapa pembicara paling terkenal, anda akan menyadari bahwa tidak hanya ada satu cara terbaik untuk menyajikan. Anda akan mengetahui ada banyak cara untuk menciptakan kesan yang abadi bagi audiens.
Berikut adalah 6 gaya presentasi serta beberapa contoh presenter populer yang telah mengadaptasinya.
Gaya Visual
Berpikir minimalis dalam hal konten. Pikirkan Steve Jobs dan slide satu katanya.
Sebaliknya, anda memiliki pemicara seperti seth Godin yang menggunakan slide besar berwarna-warni selama presentasi.
Jika anda sangat percaya bahwa slide hanya ada untuk melengkapi, maka gaya visual akan cocok untuk anda. Terserah apa yang akan anda katakan untuk membuat audiens anda terlibat.
Dan jika anda melakukan presentasi di bawah tekan waktu, maka menerapkan gaya visual yang tinggi mungkin merupakan pilihan terbaik.
Gaya Bentuk Bebas
Siapa bilang bahwa and harus memilki semua slide dan skrip Panjang untuk membuat presnetasi yang bagus?
Pembawa acara kreatif seperti Sir Ken Robinson membuktikan bahwa selama anda tahu apa yang ingin anda katakan dengan mempertimbangkan 2-3 poin utama, memiliki selera humor yang baik, dan beberapa cerita untuk dibagikan.
Gaya presentasi dadakan ini mungkin menakutkan bagi beberapa orang, tetapi ini bisa menarik bagi orang lain yang merasa dibatasi oleh aturan dan struktur.
Gaya instruktur
Jika anda perlu menyampaikan pesan yang kompleks, maka pendekatan instruktur mungkin paling cocok. Ketika di terapkan dengan benar, pendekatan instruktur bisa sangat persuasive dengaan membangun dek dalam urutan logis dan membangun visual berdampak tinggi sebagai bukti untuk mendukung ide anda.
Namun, bila digunakan secara tidak benar, gaya ini bisa kehilangan koneksi dengan penonton dan membuat anda terlihat jauh. Dalam menggunakan pendekatan ini, cobalah untuk menyeimbangkan fokus anda antara materi dan audiens.
Gaya pelatih
Gaya ini adalah favorit di antara pembicara inspirasional self-help.
Sebagai seorang pelatih, mereka tampil sebagai pembicara yang energik dan karismatik yang hebat dalam menghubungkan dan terlibat dengan audiens mereka. Mereka suka bermain peran.
Jadi, jika anda akan berbicara tentang topik yang menarik dan menggairahkan Anda untuk berbagi dengan audiens anda, maka gaya ini adalah yang terbaik.
Seimbangkan antara berbicara dan mendapatkan reaksi atau umpan balik dari pendengar Anda. Hindari berbicara terlalu cepat.
Gaya bercerita
Jika ada satu hal yang telah diajarkan oleh semua penelitian dan pelatih presentasi anda, ini adalah : Membangun koneksi dengan audiens anda. Dan salah satu caranya adalah bercerita.
Semua orang akan menyukai cerita yang bagus. Dan presenter terkenal seperti Jill Bolte Taylor adalah pendongeng alami yang dapat berbicara dengan perasaan dan ritme dengan menggunakan kata-kata yang kuat dan sangat emosional.
Ini adalah sesuatu yang dapat anda gunakan juga untuk menambah kedalaman dan detail pada presentasi anda.
Seperti yang diingatkan oleh banyak pakar komunikasi, audiens anda tidak ingin diceramahi. anda memenangkan audiens anda dengan berbicara kepada mereka, bukan pada mereka.
Gaya konektor
Dalam beberapa hal, presenter juga terhubung dengan menunjukan bagaimana mereka bisa menjadi salah satu dari “kita” atau audiens.
Tetapi menerapkan gaya ini berarti anda harus merasa nyaman baik di ataspanggung maupun di antara audiens. Dalam beberapa kasus, mereka mungkin lebih suka menjadi penonton daripada presenter.
Namun demikian, mereka tetap terorganisir, teliti dan mampu memberikan presentasi yang terstruktur dengan baik.
Jika anda lebih suka berbicara lebih sedikit, menerapkan gaya ini mungkin sama efektifnya dalam membuat audiens anda tetap terlibat.
Jadi sekarang, siapa bilang hanya ada satu “aturan” atau gaya yang akan membuat presentasi anda hebat?
Bergantung pada audiens, tujuan, dan konten anda, jangan ragu untuk menggunakan satu atau bahkan kombinasi gaya ini. Pada saat yang sama, pilih gaya yang terasa lebih alami untuk Anda. Setelah anda tahu di mana anda merasa lebih nyaman, semakin anda dapat menyadari di mana letak kekuatan dan kelemahan anda.